Mari Kita
Mengenal Tanaman Sawo,Tanaman sawo adalah tanaman yang berbatang besar, bertajuk lebar, dan tingginya dapat mencapai 15 sampai 20 meter.
Mengenal Tanaman Sawo di Indonesia biasanya dipakai untuk menyebut tanaman bergetah dari jenis
Achras zapota, suku
Sapotaceae. Jenis lain yang berhak menyandang sebutan sawo adalah
Manilkara kauki yang biasa disebut sawo jawa atau sawo kecik, dan Mimusops elengi yang biasa disebuttanjung. Tanaman lain yang juga mendapatsebutan sawo adalah Lucuma nervosa yang biasa disebut sawo ubi atau
alkesa,
Chrysophyllum cainito yang biasa disebut sawo duren atau sawo bludru.
A. Sejarah Tanaman Sawo
Sejarah Tanaman Sawo dan Pemeliharaan tanaman sawo sebagai tanaman budidaya telah dilakukan suku Indian Maya sejak 1600 SM. Para pelaut Spanyol pada abad ke 15 membawa tanaman ini ke Filipina tepatnya di Manila dan akhirnya tersebar ke Indonesia.
Tanaman sawo atau
Achras zapota banyak dibudidayakan sebagai tanaman penghasil buah di Indonesia, Kamboja, Thailand, India, dan Sri Lanka. Tanaman ini sering dianggap tanaman asli Indonesia, padahal sebenarnya merupakan tanaman pendatang dari Guatemala Amerika Selatan. Di sana tanaman ini tersebar di Meksiko bagian selatan hingga Kolombia dan Venezuela. Di negeri asalnya, tanaman ini tidak ditanam untuk dipetik buahnya melainkan disadap getahnya untuk diekspor ke Amerika Serikat sebagai bahan utama pembuatan permen karet dan perekat. Getah sawo mengandung resin (40 %), karbohidrat (17 %), dan air (35 %). Cara memeroleh getah itu bisa dengan cara menampungnya atau meremas buah sawo setengah masak. Cairannya ditampung, direbus, dan bahan permen karetnya akan terpisahkan.
Kulit batang (pepegan) sawo yang masih muda banyak mengandung
saponin dan sedikit alkaloid, sedangkan kulit tua justru hanya berisi tanin. Tanin kulit batang sawo dapat dimanfaatkan sebagi obat sakit panas dan diare. -
B. Jenis-jenis Sawo
Masyarakat umumnya mengenal sawo hanya sawo manila dan sawo apel yang rasanya manis dan berkulit cokelat. Padahal masih banyak
jenis jenis Sawo lain yang tergolong dalam kelompok sawo dengan berbagai variasi ukuran, bentuk, citarasa, dan warnanya. Beberapa di antaranya tidak banyak dikenal masyarakat.
Tanaman yang temasuk sawo-sawoan memang cukup banyak, seluruhnya ada 50 genus terdiri dari 600 spesies. Semuanya tergolong familiy Sapotaceae. Kalau dipilahpilah, terdapat 4 golongan besar :
1. Sawo Bener atau Sawo Sejati (Manilkara achraz)
Buah sawo bener atau sawo sejati yang berwarna sawo matang itu dihasilkan oleh tanaman
Achraz zapota atau
Manilkara achraz. Sawo yang telah dibudidayakan di Indonesia ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar. Pertama, yang buahnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak runcing disebut sawo manila. Nama botaninya adalah
Achraz zapota var. depressa. Kedua, sawo berbentuk bulat buntek dengan ujung buah agak datar disebut sawo apel. Nama botaninya adalah
Achraz zapota var. sphaerica.
a. Sawo Manila
|
Sawo Manila - Achraz zapota var. depressa |
Sawo manila dikenal paling bagus mutunya sebagai buah meja di Indonesia. Dahulu sawo ini banyak diusahakan di sekitar daerah Bangka, Warung Buncit, Marnpang Prapatan, dan Pasar Minggu di Jakarta Selatan. Kini populasinya sudah menyusut karena terdesak pembangunan kota.
Sawo manila dapat dibedakan menjadi beberapa subvarietas. Di antara berbagai kultivar sawo manila, yang sudah dikembangkan dan banyak dikenal masyarakat yaitu:
1) Sawo Betawi
Buahnya berukuran besar dan rasanya manis. Bentuknya lonjong, berkulit tipis dengan warna kecokelatan. Daging buahnya tidak banyak mengandung getah, berwarna merah kecokelatan. Buahnya sangat disukai, sehingga menjadi mata dagangan yang laris. Kelemahan sawo betawi adalah sifatnya tidak tahan lama. Apabila sudah masak, teksturnya cepat menjadi lembek, sehingga mudah busuk.
2) Sawo Karat
Buahnya berbentuk lonjong, lebih kecil ukurannya dibanding sawo betawi. Kulitnya tebal, kasar, dan berbintikbintik cokelat seolah-olah karatan. Buahnya selalu dipetik ketika masih mentah, kemudian diperam. Kalau buah dipetik menjelang masak, kulitnya akan berkerut-kerut ketika matang.
3) Sawo Kulon
Bentuk buahnya lonjong, tapi lebih buntek dan melebar dibandingkan dengan sawo betawi. Kulitnya cokelat agak kehijauan dan tidak mudah dibersihkan dari selaputnya yang kasar. Daging buahnya agak keras, berwarna cokelat muda, agak bergetah. Rasanya kurang manis, agak lengket, dan sedikit mengandung rasa asam.
4) Sawo Maja
Buahnya besar berbentuk lonjong, tapi Iebih langsing memanjang dibandingkan sawo betawi. Kulitnya tidak mudah dibersihkan dari selaputnya yang kasar. Daging buahnya berwarna cokelat muda, rasanya kurang manis dan sedikit asam.
5) Sawo Pinang
Buahnya berbentuk bulat telur seperti buah pinang dengan ujung runcing. Diameter buah rata-rata 4 cm. Rasanya manis tapi seperti ada rasa lekat di mulut setelah buahnya habis dimakan
6) Sawo Ciku
Bentuk buahnya seperti sawo pinang. Ukurannya sebesar telur ayam. Kulit buah kecokelat-c iatagdan rasanya manis tanpa kelat.
Di Thailand dikembangkan dua macam sawo yang mirip sawo manila, yaitu sawo krasui dan sawo makok. Bentuk buah sawo krasui bulat lonjong dengan ujung runcing, kulitnya cokelat. Daging buahnya berwarna cokelat kemerahan dan rasanya manis.
Penampilan sawo makok sedikit berbeda. Bentuknya bulat telur agak memanjang dengan ujung tumpul, berkulit cokelat. Daging buahnya berwarna cokelat kemerahan dan rasanya manis.
b. Sawo Apel
Sawo apel dikenal juga bagus mutunya sebagai buah meja di Indonesia. Buah sawo ini juga bagus diusahakan di sekitar Jakarta.
Semua sawo apel berkulit tebal dan kandungan getahnya lebih banyak daripada sawo manila. Sawo apel dapat dibedakan menjadi beberapa subvarietas. Di antara berbagai kultivar sawo apel, yang sudah dikembangkan dan banyak dikenal masyarakat yaitu:
1) Sawo Apel Kelapa
Bentuk buahnya hampir bulat dan ujungnya tumpul. Ukuran buah cukup besar, rata-rata berdiameter 6 cm. Daging buahnya berwarna cokelat muda, rasanya manis dan tekstur daging buahnya cukup halus.
2) Sawo Apel Bener
Bentuk buahnya hampir bulat, ujungnya tumpul, ukurannya kecil-kecil, rata-rata berdiameter 4 cm. Kulit buahnya tebal. Rasa buah manis, tetapi selalu bercampur ras lekat yang tidak mengenakan mulut. Hasil buah per pohon banyak sekali. Sawo ini juga sering disebut sawo apel kicik atau sawo kerikil.
3) Sawo Apel Lilin
Bentuk buahnya bundar bulat seperti sawo apel kelapa, tetapi ujungnya agak meruncing. Diameter buahnya rata- rata 6 cm. Daging buahnya berwarna cokelat muda, rasanya manis, bercampur ngeres seperti ada pasir halus kalau dimakan.
4) Sawo Apel Pinang
Bentuk buahnya hampir bulat memanjang, ujungnya tumpul, ukuran buahnya lebih kecil dari sawo apel Iilin, warna daging buahnya cokelat muda, rasanya manis
c. Sawo Variegata
Tanaman sawo atau Achraz zapota, selain dibedakan berdasarkan bentuk buahnya dapat dibedakan pula berdasarkan warna daunnya, yakni yang berdaun hijau mulus dan variegata.
Tanaman sawo berdaun variegata kebanyakan diperlakukan sebagai tanaman hias dalam pot. Warna daunnya hijau belang-belang. Bentuk buahnya bulat lonjong sebesar telur bebek. Buah itu muncul di pucuk-pucuk tanaman.
Tanaman sawo biasa yang berdaun hijau pun kini banyak yang ditanam dalam pot. Sawo pot ini disukai masyarakat karena tanamannya mudah dirawat dan bisa berbuah terus menerus sepanjang tahun. Dalam satu pohon biasanya ada buah yang slap masak, masih pentil, dan berbunga.
Tanaman sawo yang digunakan sebagai tanaman pot pada umumnya sawo yang berasal dari bibit cangkok. Apabila perawatannya bagus, tanaman sudah dapat berbuah setelah 3-5 tahun perawatan.
2. Sawo Kecik atau Sawo Jawa (Manilkara kauki)
Sawo kecik (Manilkara kauki) menghasilkan buah berukuran mungil. Bentuknya bulat telur, panjang 3 cm. Warnanya kuning tua sampai merah kebiru-biruan. Daging buahnya jingga kecokelatan. Buah ini bisa dimakan sebagai buah meja. Rasanya manis, kering, seperti ubi. Walau enak dimakan, sawo kecik jarang dimanfaatkan orang sebagai bahan makanan. Buahnya hanya digemari burung-burung liar pemakan buah-buahan.
Tanaman sawo kecik banyak dimanfaatkan sebagai peneduh jalan dan pekarangan, atau tanaman hias taman. Pertumbuhannya paling bagus kalau ditanam di daerah datarn rendah, sesuai habitat aslinya. Sawo kecik liar tumbuh di hutan pinggir pantai, terutama di pantai berpasir dan pulau karang. Tanamannya berbuah lebat pada musim penghujan. Pembungaannya berlangsung pada musim kemarau.
Kayu sawo kecik tergolong kayu keras bermutu bagus. Warnanya merah oranye. Kayu jenis ini banyak dibutuhkan para perajin di Bali untuk bahan ukiran dan patung. Berbeda dengan di Malaysia, kayu ini digunakan dalam pembuatan peti mati.
Sawo kecik berkerabat dekat dengan sawo notok (Manilkara celebica) yang penyebarannya terbatas di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah serta sawo papua (M. pasicula) dari Irian dan Kepulauan Kei.
3. Sawo Ubi atau Alkesa (Lucuma nervosa)
Sawo ubi Lucuma nervosa atau L. salicifolia juga dikenal dengan sinonim Pouteria camphecchiana. Buahnya bulat sampai oval sebesar telur angsa dengan panjang 10-17,5 cm. Ujung buah berbentuk lancip. Kulit buah tipis. Daging buahnya tidak seperti umumnya sawo yang berwarna cokelat, tetapi kuning oranye. Rasanya manis, masir seperti ubi rebus, dan cepat mengenyangkan perut. Orang Inggris menyebutnya egg fruit. Di Jawa Barat sawo ini Iebih dikenal dengan sebutan alkesa, sawo mekah, atau kiketan.
Dalam satu buah terdapat 1-4 biji berwarna cokelat kehitaman mengkilap. Bijinya keras, berukuran besar. Bila ingin menanamnya, biji ini harus segera ditanam di persemaian sehabis buahnya dimakan. Jangan biarkan biji terlalu lama di tempat terbuka karena akan menurunkan daya tumbuhnya.
Sawo ubi bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini sudah lama terdapat di Indonesia, tapi penyebarannya belum merata. Tanamannya berupa pohon setinggi 5-8,5 meter. Batangnya abu-abu kecokelatan. Perca-bangannya banyak dan menyebar. Daunnya bulat memanjang 10-20 cm, berwarna hijau mengkilap. Tanamannya tumbuh balk di dataran rendah sampai dataran menengah di Iingkungan yang cukup mengandung air.
Kerabat dekat tanaman sawo ubi adalah tanaman sawo abiu (Pouteria cainato atau Lucuma cainato). Pohonnya tumbuh menghijau sepanjang tahun, setinggi 5-15 meter. Bentuk buahnya bulat dengan ujung seperti berputing, hijau ketika masih muda dan kuning cerah setelah masak. Buah yang sudah masak enak dimakan. Daging buahnya keputihputihan, rasanya manis, dan beraroma karamel. Diameter buah sekitar 6-10 cm. Berbobot antara 100-600 gram per buah. Buah yang besar bisa mencapai 1,5 kg per buah. Dalam jumlah kecil, sawo ini dikembangkan di Queensland, Australia.
Tanaman sawo abiu berasal dari lembah Abiu, hulu barat Sungai Amazon, Amerika Latin. Orang Indian menyebutnya abi, caimo, atau cauje.
4. Sawo Durian atau Sawo Bludru (Chrysophyllum cainito)
Sawo durian (Chrysophyllum cainato) dikenal juga dengan sebutan sawo beludru, sawo kadu, sawo siyem, dan kenitu. Orang Inggris menyebutnya starapple. Tanaman ini berasal dari Jamaika, Amerika Tropis, tapi kini telah tersebar luas di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Buahnya berbentuk lonjong, bulat dengan ujung runcing, atau bulat pipih. Buah yang masih muda keras dan bergetah. Buah yang sudah masak, daging buahnya empuk, tak bergetah, dan rasanya manis segar. Buah ini matang setelah 5-6 bulan pembungaan. Kematangannya ditandai dengan kulit buah yang mengkilap saat diterpa cahaya.
Berdasarkan warna buah matang, sawo durian dibedakan menjadi dua macam, yaitu buah berwarna hijau dan buah berwarna merah. Buah berwarna hijau, ketika masih muda berwarna kehijauan, setelah masak jadi hijau keputih-putihan mengkilap dengan daging buah berwarna putih susu. Buah berwarna merah, saat masih muda buah berwarna hijau, lalu berubah kemerahan, selanjutnya jadi merah keunguan kalau sudah masak betul. Daging buah berwarna putih susu di bagian tengah dan keunguan di bagian pinggir.
Sawo durian tumbuh berupa pohon bertajuk lebat, setinggi 5-20 cm. Tajuknya terlihat dekoratif. Penampilan daunnya cantik, berbentuk jorong seperti daun durian. Wamanya hijau tua pada permukaan atas dan merah kekuningan di permukaan bawah. Sawo durian dikembangbiakkan dengan biji. Pada umur 4-5 tahun, tanaman muiai berbuah. Habitat yang dikehendaki berupa daerah bercurah hujan tinggi, lembap, dan ketinggiannya antara 5-1.000 m dpl. Tanaman dapat berbuah terns menerus sepanjang tahun.
Belum ada tanggapan untuk "Mengenal Tanaman Sawo"
Post a Comment